Test Footer

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label Akidah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akidah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Juni 2010

Hukum Penamaan Yahudi dengan Israel

Friday, June 04th, 2010 | Author: Abu Zubair Hawaary

HUKUM PENAMAAN YAHUDI DENGAN ISRAEL

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه.
أمّا بعد:
Ada sebuah fenomena aneh yang tersebar luas di tengah kaum muslimin, yaitu penamaan Negara yahudi yang dimurkai Allah dengan nama Israel!
Dan saya tidak melihat orang yang mengingkari fenomena berbahaya ini! Yang merendahkan kemuliaan seorang rasul yang mulia dari para rasul, yaitu Ya'qub 'alaihish sholaatu was salam. Yang mana Allah telah memujinya beserta dua ayahnya yang mulia yaitu Ibrahim dan Ishaq, di dalam kitab-Nya yang mulia,
Allah Tabaaroka wa Ta'ala berfirman,

واذكر عبادنا إبراهيم وإسحاق ويعقوب أولي الأيدي والأبصار. إنا أخلصناهم بخالصة ذكرى الدار. وإنهم عندنا لمن المصطفين الأخيار

"Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang Tinggi Yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. dan Sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar Termasuk orang-orang pilihan yang paling baik". (Shod : 45-47)

Inilah kedudukan Rasul yang mulia ini di dalam Islam, lantas bagaimana mungkin ia dilekatkan pada yahudi dan mereka melekatkan diri mereka dengannya?
Kebanyakan kaum muslimin menggunakan namanya dalam bentuk ungkapan celaan terhadap Negara (yahudi) ini, seperti perkataan : Israel melakukan ini, melakukan begini dan akan melakukan begini!
Menurut pandanganku ini adalah perkara mungkar, sekedar ada saja ditengah-tengah kaum muslimin tidak boleh apalagi menjadi sebuah fenomena yang tersebar luas diantara mereka tanpa pengingkaran!
Beranjak dari sini, kami letakkan pertanyaan ini beserta jawabannya, maka kami katakan,

- Apakah boleh menamakan daulah yahudiah yang kafir dan keji dengan Israel atau daulah (Negara) Israel kemudian mengarahkan celaan kepadanya dengan nama Israel?
Yang benar adalah bahwa itu tidak boleh!
Yahudi telah berbuat makar yang besar, di mana mereka membuat hak mereka sebagai hak yang sah dalam menegakkan Negara di tengah negeri kaum muslimin dengan atas nama warisan Ibrahim dan Israel!
Yahudi telah membuat makar besar dalam menamakan Negara zionisnya dengan nama Negara Israel!
Tipu daya mereka ini merembes pada kaum muslimin, saya tidak katakan pada orang-orang awam mereka saja, bahkan juga pada kebanyakan cendikiawan[1]. Sehingga mereka menyebutkan Negara Israel bahkan menyebutkan nama Israel dalam khabar-khabar mereka di Koran-koran, majalah-majalah dan pembicaraan-pembicaraan mereka, baik sekedar dalam bentuk berita atau dalam bentuk celaan dan laknat, semua itu terjadi di tengah-tengah kaum muslimin, dan sangat disayangkan kita tidak mendengar adanya yang mengingkari!
Allah banyak mencela yahudi di dalam Al Qur'an serta melaknat mereka, dan menceritakan kepada kita kemurkaan yang ditimpakanNya kepada mereka, akan tetapi dengan nama yahudi dan dengan nama "Orang-orang yang kafir dari Bani Israil" tidak dengan nama Israil nabi yang mulia Ya'qub putra yang mulia Ishaq putra yang mulia Ibrahim Kholilullah 'alaihimush sholaatu was salaam!
Mereka orang-orang yahudi tidak punya hubungan keagamaan apapun dengan Nabiyullah Israil (Ya'qub 'alaihis salam) dan tidak pula dengan Ibrahim Kholilullah 'alaihis sholatu was salam!
Dan mereka tidak punya hak mewarisi kedua nabi tersebut dalam hal keagamaan, itu hanyalah kekhususan orang-orang yang beriman.
Allah Ta'ala befirman,

إن أولى الناس بإبراهيم للذين اتبعوه وهذا النبي والذين آمنوا والله ولي المؤمنين

"Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman." (Ali Imron : 68)

Dan Allah Ta'ala berfirman menyatakan bahwa Kholil-Nya Ibrahim berlepas diri dari yahudi dan nasrani serta orang-orang musyrikin,

ما كان إبراهيم يهودياً و لا نصرانياً ولكن كان حنيفاً مسلماً وما كان من المشركين

"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik". (Ali Imron : 67)

Kaum muslimin tidak mengingkari bahwasanya yahudi adalah dari keturunan Ibrahim dan Israil, akan tetapi mereka meyakini bahwasanya yahudi termasuk musuh Allah dan musuh rasul-rasulNya, diantara mereka adalah Muhamad, Ibrahim dan Israil. Mereka meyakini bahwasanya tidak ada saling mewarisi antara para nabi dan antara musuh-musuh mereka dari orang-orang kafir, baik itu yahudi atau nasrani atau orang-orang musyrik arab dan selain mereka.
Dan sesungguhnya manusia yang paling berhak terhadap Ibrahim dan seluruh para nabi adalah orang-orang islam yang beriman dengan mereka, mencintai mereka dan memuliakan mereka, dan beriman dengan apa yang diturunkan kepada mereka dari kitab-kitab dan shohifah. Mereka menganggap itu adalah bagian dari pokok-pokok agama mereka, merekalah pewaris para nabi dan manusia yang paling berhak terhadap para nabi!
Bumi Allah hanyalah untuk hamba-hambaNya yang beriman kepadaNya dan kepada para rasul yang mulia.
Allah Ta'ala berfirman,

ولقد كتبنا في الزبور من بعد الذكر أن الأرض يرثها عبادي الصالحون

"dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh." (Al Anbiya' : 105)

Maka musuh-musuh nabi tidak berhak menjadi pewaris di muka bumi -terutama yahudi - di kehidupan dunia ini dan bagi mereka di akhirat azab neraka yang kekal!
Sungguh mengherankan kondisi banyak kaum muslimin yang menerima propaganda yahudi yang mengatakan bahwa mereka adalah pewaris bumi palestina, dan mencari haikal Sulaiman yang mereka sendiri mengkafirkanya serta menuduhnya dengan tuduhan-tuduhan yang buruk. Mereka adalah orang-orang yang paling memusuhi Sulaiman dan yang lainnya dari nabi-nabi Bani Israil.
Allah Ta'ala berfirman,

أفكلما جاءكم رسول بما لا تهوى أنفسكم استكبرتم ففريقاً كذبتم وفريقاً تقتلون

"Apakah Setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?". (Al Baqoroh : 87)

Bagaimana bisa sebagian kaum muslimin menerima -paling tidak kondisi mereka mengatakan demikian - propaganda-propaganda batil ini?! Lalu disamping itu menamai mereka dengan israil dan Negara Israel!
Maka hendaklah kaum muslimin menyiapkan diri mereka secara akidah dan manhaj beranjak dari Kitab Robb mereka dan sunnah Nabi mereka shollallahu 'alaihi wasallama, serta apa-apa yang dahulu Rasul shollallahu 'alaihi wasallama dan para sahabatnya berada di atasnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dari kalangan tabi'in yang terpilih serta imam-imam petunjuk dan agama. Sesungguhnya inilah dia sarana paling besar untuk kemenangan mereka atas musuh-musuh mereka dan untuk kemulian serta kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat!
Hendaklah mereka membersihkan diri mereka dari hawa nafsu, bid'ah-bid'ah, fanatisme kepada kebatilan dan ahlinya. Kemudian berusaha dengan sungguh-sungguh mempersiapkan secara materi yaitu berupa persenjataan dengan berbagai bentuknya. Dan penunjang-penunjang itu seperti pelatihan militer, sebagaimana Allah dan Rasul-Nya memerintahkan itu.
Allah Ta'ala berfirman,

وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة ومن رباط الخيل ترهبون به عدو الله وعدوكم

"dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu". (Al Anfal : 60)

Kekuatan di dalam nash ini mencakup segala kekuatan yang membuat musuh takut dari berbagai jenis persenjataan.
Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallama bersabda, "Ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah".
Dan memanah mencakup segala senjata yang dilemparkan (atau ditembakkan), semua itu wajib dimiliki bisa dengan diproduksi sendiri atau dengan membeli atau lain-lainya!
Sekali lagi saya sangat heran penggunaan nama nabi yang mulia ini untuk Negara yang keji, umat yang dimurkai dan umat pendusta, sebagaimana dikatakan dalam pemberitaan-pemberitaan tentang mereka dan dalam mencela mereka : Israel dan Negara israil, seolah-olah bahasa Islam dan arab yang luas telah sempit bagi mereka sehingga tidak menemukan lagi kecuali nama ini!
Kemudian apakah mereka telah berpikir pada diri mereka sendiri dalam hal ini, apakah perbuatan ini membuat Allah atau Rasul-Nya shollallahu 'alaihi wa sallama ridho? Dan kalau nabiyullah Israil hidup apakah ia ridho ataukah malah menyakitinya?
Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya celaan yang mereka tujukan kepada yahudi dengan namanya (nabi Israil) juga tertuju kepadanya tanpa mereka sadari?
Dari Abu Hurairah rodhiyallahu 'anhu ia berkata,

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "ألا تعجبون كيف يصرف الله عني شتم قريش ولعنهم يشتمون مذمماً ويلعنون مذمماً وأنا محمد"

"Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallama bersabda, "Tidakkah kalian heran bagaimana Allah mengalihkan dariku celaan Quraisy dan laknat mereka? Mereka mencela dan melaknat orang yang tercela sedangkan aku adalah Muhamad (yang terpuji)". Diriwayatkan oleh Ahmad dan Al Bukhari di Shohihnya (no.3533) dan An Nasai.

Maka bagaimana kalian alihkan celaan dan laknat kalian untuk musuh-musuh Allah kepada nama nabi yang mulia, salah seorang dari nabi-nabi Allah, rasul dan orang-orang pilihanNya?
Jika ada yang mengatakan, "Penamaan seperti ini ada terdapat di dalam Taurah!".
Kita jawab : tidak mustahil bahwa ini adalah bagian dari penyelewengan-penyelewengan ahli kitab sebagaimana Allah bersaksi atas mereka bahwasanya mereka menyelewengkan Al Kitab dengan tangan-tangan mereka kemudian mereka mengatakan ini adalah dari sisi Allah. Bahkan di dalam taurah yang telah diselewengkan ada tuduhan kufur kepada nabi-nabi Allah serta perbuatan-perbuatan keji, bagaimana bisa dijadikan sandaran apa yang terdapat di dalam kitab-kitab mereka kalau realitanya seperti ini.
Kita memohon kepada Allah agar Ia melimpahkan taufik-Nya untuk seluruh kaum muslimin kepada apa-apa yang dicintai dan diridhoiNya dari perkataan maupun perbuatan sesungguhnya Robb kita Maha mendengar do'a.

Ditulis oleh
Robi' bin Hadi 'Umair Al Madkholy

(http://www.sahab.net/forums/showthread.php?p=754789)

[1] Baru saja penerjemah mendengar khotib jum'at mengatakan, "...Israel yang memborbardir kaum muslimin di Palestina".

Sumber: abuzubair.net

Kamis, 20 Mei 2010

Sikap Terhadap Penguasa

Sahabat, walaupun ini bukan tulisan saya dan hanya sebuah repost mudah-mudahan bisa menjadi nasihat untuk kita bagaimana kita bersikap terhadap penguasa yang sah menurut Ahlussunnah wal jama'ah.

AKU DAN SBY

18 Mei 2010 00:00

Oleh Ustadz Abu Adib

Aku adalah segelintir hamba Allah yang ditaqdirkan hidup di bumi Indonesia. Sedangkan SBY adalah presiden dan pemimpinku. Dan yang aku ketahui beliau adalah sorang muslim dan aku belum pernah melihat beliau melakukan tindakan kekufuran yang nyata. Kewajibanku, sebagai anak bangsa adalah selalu mentaati perintahnya selama perintah itu tidak melanggar syari'at Tuhanku.
Allah Yang Maha Mulia berfirman : "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan taatilah ulil amri diantara kalian".
Ayat ini adalah sangat jelas bahwasannya Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya serta mentaati Ulil Amri.
Diterangkan oleh Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya, bahwa makna ulil amri adalah 'Ulama dan 'Umara. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah ketaatan mutlaq. Sedangkan ketaatan kepada pemerintah adalah ketaatan yang tidak mutlaq. Artinya, selama perintah itu tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya maka kita wajib mentaatinya.
Nabi kita juga telah bersabda dalam hadits dari Irbath bin Suriyah radhiyallahu 'anhu :
"Dengar dan taatilah! Walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak".
Sebagai seorang muslim, mestinya berbaik sangka kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak mungkin Allah dan Rasul-Nya memerintahkan hamba-Nya agar hamba-Nya itu celaka. Itu sangat tidak mungkin. Karena hal itu bertentangan dengan sifat Rahmat Allah dan juga bertentangan dengan sifat Rasul-Nya yang sangat menginginkan kebaikan kepada umatnya.
Para pembaca yang budiman.
Tapi aku sangat sedih. Era reformasi telah merubah wajah umat Islam di negeriku ini. Sehingga era reformasi diartikulasikan sebagai kebebasan dalam berfikir, kebebasan dalam berpendapat tanpa ada batasnya. Yang mestinya itu tidak boleh terjadi pada insan yang beradab.
Mimbar-mimbar jum'at yang semestinya dijadikan saran untuk menasehati umat, menyeru kaum muslimin agar selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah, telah berubah menjadi ajang untuk menguliti dan menelanjangi aib-aib penguasa. Sumpah serapah, caci makian dan kata-kata kotor lainnya tanpa ada rasa adab santun sedikitpun. Wallahi! Perbuatan semacam ini tidak ada manfaatnya sedikitpun baik bagi para penguasa ataupun rakyatnya. Justru yang akan terjadi adalah semakin dendamlah penguasa dengan rakyatnya. Dan rakyat akan semakin benci dan murka kepada pemerintahnya. Ya Allah... ampunilah kami.
Saudara-saudaraku seaqidah yang saya hormati. Kita tidak memungkiri banyak terjadi kesalahan dan kekurangan pada para penguasa. Akan tetapi, kesalahan penguasa itu bukan berarti kita boleh untuk keluar dari ketaatan dalam perkara yang ma'ruf.
Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda :
"Dengar dan taatlah sekalipun hartamu diambil dan punggungmu dipukul".
Hadits ini memberikan pengertian kalaupun sampai sampai terjadi penguasa itu merampas harta kita dan memukul punggung kita, maka kita tetap wajib mentaati dalam perkara yang ma'ruf. Sedangkan hak-hak kita yang dirampas oleh penguasa maka kita minta kepada Allah balasannya.
Jadi, penguasa itu wajib di taati dalam bingkai ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barang siapa taat kepada penguasa, maka dia telah taat kepadaku dan barang siapa yang durhaka kepada penguasa berarti dia telah durhaka kepadaku".
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda :
"Barang siapa taat kepadaku, berarti dia telah mentaati Allah dan barang siapa yang durhaka kepadaku berarti dia telah durhaka kepada Allah dan barang siapa yang taat kepada pemimpin berarti dia telah taat kepadaku dan barang siapa yang durhaka kepada pemimpin berarti dia telah durhaka kepadaku". (HR. Bukhari-Muslim)
Dengan demikian, menjadi jelaslah. Bahwa kesalahan penguasa itu bukan berarti kita boleh kudeta dan keluar dari ketaatan. Dari Auf bin Malik radhiyallahu 'anhu dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Ketahuilah! Bahwa barang siapa yang dipimpin oleh seorang penguasa lalu dia melihat penguasa tersebut melakukan perbuatan maksiat, maka hendaklah dia membenci perbuatan maksiat tersebut dan tidak melepaskan ketaatan kepadanya".
Para pembaca yang budiman...
Mungkin masih ada yang belum puas dengan hadits-hadits di atas sebagai hujjah untuk taat kepada penguasa walaupun ada kedhaliman pada penguasa tersebut.
Baiklah... sekarang bandingkan. Lebih dhalim mana antara penguasa kita SBY dengan Hajjats bin Yusuf. Barang kali, semua telah tau bagaimana kejam dan kedhalimannya. Sekian banyak kaum muslimin bahkan para 'ulama yang mati ditangan Hajjats ini. Sampai-sampai seorang tabi'in yang bernama Zubair bin 'Adi beliau mendatangi Anas bin Malik -sisa shahabat yang masih hidup pada masa itu-. Zubair bin 'Adi mengeluhkan kejamnya penguasa Hajjats bin Yusuf. Maka Anas berkata kepadanya :
Kata Anas bin Malik ; "Bersabarlah kalian karena sesungguhnya tidaklah dating kepada kalian suatu zaman melainkan setelahnya lebih buruk dari sebelumnya hingga kalian menemui Rabbmu (meninggal dunia). Aku telah mendengarnya dari Nabi kalian". (HR. Bukhari)
Lihatlah perkataan shahabat yang mulia ini. Dengan kedalaman dan keluasan ilmunya Anas radhiyallahu 'anhu tidak gegabah dalam menentukan suatu keputusan hukum. Karena beliau memiliki pandangan jauh ke depan. Serta pengetahuan beliau terhadap realita yang dialami umat manusia. Kalau seandainya Anas radhiyallahu 'anhu perintahkan kepada Zubair bin 'Adi untuk memberontak mungkin akan terjadi kerusakan yang lebih besar dan korbannya akan semakin banyak berjatuhan.
Sekarang, bandingkan dengan SBY. Pernahkah harta kita diambil olehnya??? Pernahkah punggung kita dipukul olehnya??? Pernahkah beliau membantai kaum muslimin??? Pernahkah beliau membunuh para 'Ulama???
Kalau seandainya kita jawab belum pernah. Maka alas an apa yang menghalangi kita untuk taat kepadanya???
Pembaca yang budiman, demikianlah. Semoga risalah ini bermanfaat.

Rujukan: Riyadhush shalihin.
Sumber: Kumpulan file artikel buletin istiqomah [Ma'had al Madinah, Solo]
Artikel: http://salafiyunpad.wordpress.com

Ditulis oleh SALAFIYUNPAD(tm)

Catatan:
Dengan menapilkan ulang artikel diatas, bukan berarti saya simpatisan atau pendukung penuh SBY, saya cuma ingin bersikap terhadap pemimpin sesuai dengan yang diperintahkan Rasulullah

Selasa, 22 Desember 2009

Metode Memahami Islam

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita sebagai manusia yang terlahir dan dibesarkan dalam keadaan Islam. Ini merupakan nikmat besar yang Allah berikan hanya kepada orang-orang yang Dia kehendaki.
Firman Allah:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu."
(Al-Ma'idah:3)
Ibnu Katsir dalam mengomentari ayat ini mengatakan,
bahwa ini (Islam) adalah nikmat terbesar Allah atas umat ini, dimana Allah telah menyempurnakan agama ini bagi mereka. Maka mereka tidak lagi membutuhkan kepada agama selain Islam dan kepada nabi selain Rasulullah. Oleh karena itu Allah telah menjadikan Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan mengutus beliau kepada manusia dan jin. Maka tidak ada lagi penghalalan kecuali yang telah beliau halalkan dan tidak ada lagi pengharaman kecuali atas apa-apa yang telah beliau haramkan dan tidak ada yang merupakan bagian dari agama kecuali dengan apa-apa yang telah beliau syari'atkan. Semua yang beliau sampaikan adalah benar dan tidak ada kedustaan didalamnya sedikitpun. Dengan ayat ini pula Allah telah menyempurna-kan iman orang mukmin sehingga mereka tidak lagi membutuhkan penambahan ataupun pengurangan terhadap syariat agama ini selamanya. Kalau hal ini benar-benar dipegang oleh seorang muslim, niscaya tidak akan muncul berbagai bid'ah dan perpecahan dalam agama ini yang mengakibatkan kita memahami islam tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah dan Rasulnya.
Selanjutnya akan muncul pertanyaan, bagaimana manhaj (metoda) dalam mempelajari, memahami dan mengamalkan islam secara benar? Jawabannya adalah jika manhaj (metoda) yang kita tempuh sesui degan hal-hal yang akan diterangkan berikut ini:
1. Kitabullah/Al-Qur'anul Karim
Firman Allah:

"Dan Al-Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat."
(Al-An'am:155).
Sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam: "Sesugguhnya kutinggalkan bagimu dua perkara, salah satunya adalah kitabullah (Al-Qur'an) yang merupakan tali Allah. Barang siapa mengikutinya maka ia berada diatas hidayah dan barang siapa meninggalkannya berarti ia dalam kesesatan." (HR. Muslim)
2. As-Sunnah yang shahih Rasulullah salallhu 'alaihi wasalam. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam memahami dan mengamalkan kandungan Al-Qur'an kita memerlukan Assunnah yang berisi penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yan
g masih bersifat global.Allah berfirman:

"Dan kami telah menurunkan kepadamu adz-Dzikr (Al-Qur'an) agar kamu (Muhammad) menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkannya." (An-Nahl:44)

Pada hakikatnya segala sesuatu yang diucapkan Rasulullah juga merupakan wahyu dari Allah sehingga wajib bagi kita untuk mentaati segala perintah beliau dan menjauhi segala larangannya.
Mentaati Rasulullah berarti mentaati Allah.
FirmanNya menyebutkan:
"Barang siapa mentaati Rasul maka sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barang siapa berpaling (dari ketaatan itu), maka kami tidak akan mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (An-Nisa: 80)
FirmanNya yang lain:

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah."
(Al-hasyr:
7).
3. Atsar (jejak) para sahabat Para sahabat adalah orang-orang yang
mendapat didikan langsung dari Rasulullah. Mereka yang
lebih tahu tentang seba-
sebab turunnya ayat,
kepada siapa ayat itu
diturunkan dan bagaimana tafsiran dari ayat
tersebut. Tidak heran bila Rasulullah
menobatkan mereka
sebagai
generasi terbaik
sebagaimana sabda beliau:

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para
sahabatku)..."
(HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
Allah juga telah
memberikan
keridhaanNya kepada
mereka, sebagaimana
firmaNya:

"Orang-orang yang
dahulu lagi pertama-
tama masuk Islam dari
kalangan
Muhajirin dan Anshar dan
orang-orang yang
mengikuti mereka dengan
baik, maka Allah ridha
kepada mereka dan
merekapun ridha kepada
Allah,
dan Allah janjikan bagi
mereka Surga-surga
yang mengalir sungai-
sungai
dibawahnya. Mereka
kekal didalamnya selama-
lamanya. Itulah
kemenangan
yang besar."
(At-Taubah:
100)
Jika Allah sudah ridha
kepada mereka, pasti
mereka adalah orang-
orang
yang benar-benar
selamat, kita juga harus
mengikuti dalam setiap
sisi
kehidupan kita, baik
dalam akidah, akhlak,
ibadah maupun
muamalah.
Sebagaimana
keselamatan ini juga
dijamin oleh Rasulullah
Shalallahu
'alaihi wasalam dalam
sabdanya:

"Umatku akan berpecah
menjadi 73 golongan.
Semuanya di Neraka
kecuali
satu. Mereka (para
sahabat) bertanya: Siapa
satu golongan itu ya
Rasulullah? Jawab beliau:
Siapa saja yang seperti
keadaanku dan para
sahabatku
pada hari ini."

(Jami'ul Ushul fi Ahadits
Ar-Rasul.
Diriwayatkan imam
Ahmad, At-Tirmidzi dan lainnya, Al-Hafidz menggolongkan hadits
hasan).
Beliau juga memerintahkan: "Dan barangsiapa yang hidup diantara kalian sepeninggalanku, maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegan teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin setelahku. Peganglah erat-erat dan dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu." (Diriwayatkan oleh Ahmad, abu Daud, At-
Tirmiji dan ibnu
Majah).
4. Atsar (jejak) para tabi'in dan tabi'ut tabi'in Tabi'in adalah murid para sahabat, sedangkan tabi'ut tabi'in adalah murid para tabi'in. Mereka ini bersama para sahabat dikatakan sebagai
tiga generasi terbaik.
Sabda beliau:
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabatku), kemudian yang datang setelah mereka (tabi'in), kemudian yang datang setelah mereka
(tabi'ut tabi'in)." (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)
Dari apa yang diuraikan secara ringkas tadi, akhirnya kita mendapat jawaban sekaligus solusi dari pertanyaan: Kenapa dalam islam terdapat banyak golongan atau faham yang masing-
masing mereka mengaku berpedoman kepada Al-
Qur'an dan As-Sunnah?
Jawabannya adalah:
Karena masing-masing golongan memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan hawa nafsu atau logikanya atau perasaannya sendiri-sendiri. Dan solusi dari semua ini adalah mengembalikan lagi pemahaman Islam kita pada apa-apa yang difahami oleh salafusshalih, yaitu tiga generasi pertama dari umat ini sebagaimana yang tersebut pada hadits diatas (yaitu sahabat, tabi'in, dan tabi'ut
tabi'in). Semoga Allah senantiasa memudahkan langkah kita untuk selalu berjalan diatas jalan mereka. Amin.