Test Footer

Sabtu, 19 Mei 2012

Batam, Antara Kemaksiatan dan Kehidupan Religius



Tanpa terasa, sembilan tahun sudah saya merantau di pulau Batam. Berangkat ke Batam awal tahun 2000 waktu itu saya masih melajang hinga sekarang punya istri dan satu anak. Sembilan tahun tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat tahu-tahu umur sudah berkepala tiga lebih.

Tidak banyak sejarah yang saya ketahui tentang Batam mungkin karena niat saya ke Batam untuk bekerja,  jadi tidak terlalu memperhatikan dan mencari tahu tentang sejarah pulau Batam. Tetapi dari sekian
tahun saya tinggal dan bekerja di Batam, ada sedikit pengalaman yang unik dan berkesan, sekaligus merupakan kenangan termanis dan terindah di dalam hidup saya. Disini saya akan sedikit bercerita tentang apa yang dialami dan dilalui selama tinggal, beraktifitas dan mencari penghidupan di Batam.

Di balik namanya yang harum di kenal orang di luaran sana, Banyak juga pandangan buruk dan memberi julukan kurang mengenakkan untuk pulau Batam. Hal ini saya dengar dari ucapan mereka orang-orang kampung dikala saya pulang ke kampung halaman. Mereka anggap Batam itu merupakan tempat bagi mereka pelaku maksiat khususnya untuk pria pengumbar nafsu dan para wanita yang mencari ladang haram dengan cara menjual diri dan kehormatan.

Ya...itulah pandangan mereka orang-orang diluar sana yang merekapun sebenarnya hanya mendengar dari cerita dan kabar burung. Namun tidak demikian anggapan saya terhadap Batam. Makanya disini saya ingin bercerita sekaligus ini merupakan satu pandangan saya dari "kaca mata" saya sebagai orang awam.

Tahun 2000 awal saya menginjakkan kaki di Batam. Berangkat dari suatu daerah di Jawa Barat, itulah daerah asal saya,  bermodalkan niat untuk merubah nasib, setelah tiba saya mendapat pekerjaan sebagai seorang karyawan biasa dan pekerjaan orang kecil, namun alhamdulillah pekerjaan itu sangat berarti buat saya karena dari sana saya bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri bahkan setelah berkeluarga bisa untuk menafkahi keluarga walaupun gaji tidak terlalu besar. Sebagai orang muda, saat itu sama seperti layaknya anak muda yang lainnya, kesenangan, hura-hura, itu yang dicari. Selama sekian tahun saya lalui seperti itu hingga suatu saat saya menemuka suatu moment yang terindah, dimana diri ini menemukan satu cinta yang terindah, cinta yang hakiqi yang takkan mungkin saya dan juga sahabat sekalian akan dihianati oleh sang pemilik cinta sejati, Dialah SANG PEMILIK CINTA SEJATI, Allah Robbul izzati. Kala itu tahun 2003, disaat saya mendapat suatu masalah yang kalau saya pikir saat ini sebenarnya masalah itu bukan sesuatu yang harus di besar-besarkan. Di saat itu, dalam kekalutan pikiran dan hampanya  jiwa dari asupan-asupan spiritual, alhamdulillah Allah gerakkan hati saya untuk mau melangkahkan kaki  ke rumah suciNya dengan suasana yang relgius. Buat Shabat yang tinggal di Batam mungkin sudah tidak asing lagi, anda mungkin tahu salah satu masjid  yang berada di kawasan industri Batamindo Muka Kuning. Masjid itu di masa pembangunanya diresmikan oleh Bapak B.J. Habibbie yang kala itu menjabat sebagai menristek di era Orde Baru. Disanalah saya mulai menemukan suasana religi. Sedikit demi sedikit gaya pakaian, pemikiran, pandangan hidup dan prinsip saya mulai berubah. Dan juga semenjak itu sampai saat ini alhamdulillah saya tidak merokok lagi. Semakin hari semakin rutin pengajian yang saya ikuti. Bahkan saya semakin semangat. Di malam hari, dari sisa waktu kerja saya manfaatkan untuk mengikuti kajian. Dalam seminggu tiga kali kegiatan itu saya ikuti dan semakin hari semakin rutin bahkan bukan di satu tempat saja. Saya coba ditempat lain hingga akhirnya saya bertemu dengan sang istri di sebuah stasiun radio dakwah pada tahun 2006 dan kami pun pulang kampung untuk menikah.


Masjid Raya Batam Centre


Kala itu, sudah empat tahun saya tidak pulang kampung dan ternyata pernikahan membawa berkah karena saya bisa pulang dan bertemu keluarga.

Orang bilang, Batam pulau maksiat. Orang bilang, Batam penuh dengan dunia hitam. Tapi alhamdulillah tidak demikian yang saya alami. Dibalik kemaksiatan, Batam penuh dengan kehidupan yang agamis. Gerakan-gerakan dakwah islam semakin hari semakin membuat hati saya bangga. Mungkin cuma di Batam -atau karena saya belum mengenal daerah lain- kawasan industri seperti layaknya kehidupan pesantren. Banyak wanita mengenakan jilbab/busana muslim yang lebar bahkan banyak juga yang bercadar. Di setiap PT mempunyai majelis ta'lim bahkan Batam mempunyai radio dakwah sunnah yang konon katanya terbesar se-Indonesia bahkan bisa di dengar di penjuru dunia melalui live streaming. Batam memang pantas menyandang predikat "Bandar Dunia Madani" walau sampai saat ini belum seratus persen terrealisasi. Saya bangga dan berbesar hati melihat kehidupan religius berkembang di pulau Batam dan semua hal itulah yang membuat saya apabila pulang kampung selalu terkenang-kenang akan indahnya Batam. Terkenang semua teman seperjuangan dulu yang kini telah sama-sama berkeluarga dan banyak yang tidak tinggal di Batam lagi.

Saya berharap sekilas kisah saya ini bisa menjadikan
satu cerminan. Juga buat anda yang tinggal diluaran sana. Batam tidak sekelam yang diceritakan orang!!! Kemanapun engkau pergi tergantung apa yang engkau cari. Apabila engkau pergi ke satu tempat, palingkan pandangan dari hal buruk karena masih banyak hal-hal baik. Harapan terakir saya, semoga Batam menuju bandar madani cepat maupun lambat akan tercapai.

Catatan:
Tulisan ini saya buat pada tahun 2008  untuk ikut serta dalam kontes blog saat saya masih tinggal di Batam. Kini saya telah tinggal di pulau Jawa dan tulisan ini saya posting kembali untuk mengenang kembali pulau Batam.

38 komentar:

  1. Saya tidak bisa koment banyak ni hanya kat "waw" yang keluar di bibir rentahku ini.

    BalasHapus
  2. Ya, saya sering dengar tentang Batam yang mendapat sebutan "kota maksiat."
    Menurut saya, kemaksiatan terdapat di hampir setiap kota di seluruh belahan dunia.

    BalasHapus
  3. @aliaz, Setuju mbak...kemaksiata tidak bisa dihapus sampai hilang sama sekali tetapi bisa di minimalisir

    BalasHapus
  4. dimanapun kemaksiatan itu ada
    makanya kita harus banyak berdoa dan bergaul dgn orang soleh
    salam kenal ya

    BalasHapus
  5. @duadua, Betul mas:-) makasih dah berkunjung. Slm kenal juga

    BalasHapus
  6. teteh setuju, kemana dan dimana pun kita...kembali kepada diri kita sendiri, hendak jadi apa diri ini. Selamat ya....pintu itu telah kau ketuk, sehingga merdunya terdengar sampai ke telingaku..Alhamdulillah..

    BalasHapus
  7. ada sitgma dalam pola pikir masyarakat awam seperti saya ini...
    menjadi modern berarti meninggalkan nilai2 religius...
    bukan tanpa sebab, banyak kita lihat dikota-kota besar di negeri ini...
    sepertinya, kemodernan berbanding terbalik dengan semangat religi...
    benar nggak?
    salam kenal...

    BalasHapus
  8. @Desri Susilawani, Semoga aja teh...pintu telah terbuka, kaki telah dilangkahkan, semoga dengan hadirnya rintangan dan ujian tidak membuat langkah surut kebelakang.

    BalasHapus
  9. @Berry Devanda, Seperti itulah...yuk ah kita rubah pola fikir kita...moderen tidak harus hidup ala barat, peradaban islam juga lebih modern. slm kenal

    BalasHapus
  10. @Berry Devanda, Oh ia...ma'af klw beda keyakinan, bkn mksd untuk menyinggung.

    BalasHapus
  11. Wah Kang, lagi ngumbara di Batam yah. Alhamdulillah semoga sukses :) Untuk isi komentarnya saya sependapat dengan Teh Desri.
    Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Salam Kenal saja dulu :)

    Ohya, sahabat online saya yang baik dari kuningan juga lagi di batam. Silakan kunjungi di http://casrudi.com (maaf kalo sebelumnya sudah kenal).

    BalasHapus
  12. @yayat38, Skrng sy lagi d pulau Jawa! Sy blum knal sm shbtny, lngsung aja menuju ke tmptny skalian silaturahim

    BalasHapus
  13. Belum pernah ke Batam nih. Yang saya denger, batam mau dijadikan "tandingan" Singapore oleh Pak Habibie. Sayangnya beliau tdk diberi kesempatan utk menyelesaikan tugasnya.. Mudah2an ada kesempatan ke sana.
    Mampir dan kunjungan balik nih..salam kenal.

    BalasHapus
  14. Bukan kah Allah menciptakan dunia ini berpasang-pasangan, sob? Ada keburukan pasti ada kebaikan.. bergantung pada kita sendiri mau berkutat di sisi yg mana.. :D

    BalasHapus
  15. @Dira, Begitu ya? saya malah tidak tau. makasih kunjungan baliknya:-)

    BalasHapus
  16. @Pecinta Kuliner, Ya...seperti itulah. makasih kunjungannya:-)

    BalasHapus
  17. Ada sisi baik pasti ada sisi buruk, dimanapun kita berada. tinggal kita yang memilih. Ngomongin soal batam, adik perempuan saya yang pertama saat ini ada di batam, mudah-mudahan basic agama yang pernah di ambilnya di pesantren bisa membentenginya dalam mengarungi kehidupan di batam. Amien.

    BalasHapus
  18. Assalamualaikum... Kang Nanang... maap abru kunjung, tadi siang sempat kunjung tapi belum meninggalkan komentar... rasanya kurang afdol kalau belum baca sampe selesei terus komen... :)

    Sebelumnya salam kenal, betul kata Kang Yayat arkasala, sebulan kemarin saya menetap di Batam, memang jauh dari kesan kota maksiat... justru sebaliknya, disana terkesan masyarakatnya sangat menghargai umat muslim (agama islam). kesan ini didapat pada saat saya kelewat salat Jumat karena terlanjur pulang telat dari proyek lapangan, saya masuk ke rumah makan padang yang kesemua kaca jendelanya ditutup kain lebar. pas saya tanyakan ternyata mereka menghargai waktunya salat jumat sehingga warung terkesan ditutup. persis ketika kita melihat warung2 yang ditutup pada saat ramadhan tiba.

    Intinya, Batam itu pulau maksiat atau tidak tergantung dari mereka berlaku apa di Batam, memang ada perjudian, prostitusi, dll.. tapi hanya sebagian kecil saja...

    Sebulan disana teramat sangat meninggalkan kesan yang mendalam, ingin rasanya pergi lagi kesana, mungkin suatu hari nanti....

    BalasHapus
  19. salam kenal dulu mas.. saya orang batam.

    Nurut aku malah batam yah ngak beda2 jauh ama kota2 yang lain. Ada sudut postif dan sudut negatif.

    Cuma ngak tau napa diluar batam dinilai jelek trus ya :D

    BalasHapus
  20. @Deka, Semoga aja mbak, dia bergaul dengan orng2 yang tepat.

    BalasHapus
  21. @casrudi, Wa'alaikum slm wr. wb.
    Itulah kenyataan disana kang! semoga tulisan ini bisa membuat citra pulau Batam menjadi baik di mata masyarakat luar. Saya sangat berterima kasih atas kunjungannya

    BalasHapus
  22. @heru, Salam kenal juga...wah ada orang batam nih! begitulah mas, mungkin kebanyakan orang tau cuma dari sisi negatifnya aja.

    BalasHapus
  23. Subhaanallah...sungguh cerita yang inspiratif.. Allah akan menunjukkan jalan yang lurus untuk hamba-Nya.. manusia lah yang memilih untuk cenderung ke arah fujur atau taqwa..
    Jazaakallah for sharing.. link sudah saya pasang, akh.

    BalasHapus
  24. @dinoyudha, Syukron ziddan atas backlinknya. Semoga kita seperti itu:-)

    BalasHapus
  25. Aslkm...
    Mas Nanang dulu juga di Radio "W" Ya...
    kalo tahun 2006... berarti iya dong...

    Salam Hangat Mas Nanang :)
    Salam juga untuk istrinya
    .-= delia´s last blog ..Mencoba Romantis =-.

    BalasHapus
  26. @Lia» Alhamdulillah ternyata kita dipertemukan. Betul disana...insyaALLAH salamnya Saya sampaikan.

    BalasHapus
  27. kapan y saya ke batam ? :D
    .-= kang ian´s last blog ..Pengen jadi Cowok Keren? Part 1 =-.

    BalasHapus
  28. [...] mengenal dan mengelola sebuah blog. Awal mengenal Blog kira-kira 1′5 tahun yang lalu di pulau Batam melalui aplikasi ini. Alhamdulillah, banyak hal-hal yang saya dapatkan dari mulai tidak tahu [...]

    BalasHapus
  29. Alhamdulillah...
    masih ada yg Amar ma'ruf nahi munkar

    BalasHapus
  30. Wow.... pengalaman yang endebarkan dan berbuah istri :lol: btw, emang sekarang sudah balik ke Jawa barat ya Kang ???
    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    BalasHapus
  31. hallo,,,,,slam knal s'mua_a....saya sgt trhru membca pandangan k'hdupan di batam.. menurut saya di mna pun kita tinggal trgantung pda diri sendri ,,,,,dan kembli pada niat kita.....se moga penduduk di batam lbh mendkat kan diri pada sang pencipta....Amien.....

    BalasHapus
  32. [...] Saya hanya mengenal Blog Blogspot pada tahun 2008 di pulau Batam dan waktu itu tidak ada yang mengajari di dunia nyata, hanya belajar dari internet melalui [...]

    BalasHapus
  33. walau udh lama postingannya, tp saya terharu membaca kisah mas nanang. Semoga tambah sukses mas.

    BalasHapus